Minggu, 14 Maret 2010

Anomali Rasa dan Realitas

Gue liat jam di HP yang udah sakaratul maut, 02.30 am, ngantuk sih, tapi ga tau kenapa ni mata masih belom merem juga. Ehm…kayanya insomnia lagi.

Pepatah dari afrika pernah bilang, putih dan hitam itu akan selalu ada dalam kehidupan, kelebihanmu adalah putih dari hitamnya kekuranganmu. Entah maksudnya apa, menurut gue, mungkin tuh pepatah khusus buat orang-orang yang berkulit hitam. Entahlah…ok! Let’s back to topic.

Mungkin gue ga seberuntung mereka yang semuanya serba bisa dilakukan tanpa harus bersusah payah, tak ayal kalo memang banyak orang bercermin padanya. Tapi apakah semua bisa dilihat hanya dari bayang-bayang semu tak berperasaan? Banci semuanya! Kapan sih kita bisa memikirkan diri sendiri? Kapan kita bisa menjadi pribadi yang semaunya? Kapan egois bisa dipadankan dengan kebijakan dan keadilan? Gue mau jadi orang yang paling menyebalkan di muka bumi, memiliki dan mencintai tanpa harus dicintai. Tak perduli dan tak memikirkan siapa-siapa karena memang hidup itu terdiri dari satu nyawa yang tuhan berikan untuk sendiri. Nyawa gue adalah punya gue yang tuhan berikan. Bukan punya lo ataupun kalian. Karena semua juga mendapatkan jatah yang sama. Rentang waktu yang tak mungkin kembali mencoba mencabik-cabik hati yang terlampui rindu akan kemunafikan, kecemburuan, dan keegoisan akan fatamorgana yang memang selalu indah terpancar dari wajahnya. Wajah gue, lo ataupun kebanyakan orang yang nyaris tak berhati. Tapi semua itu sekali lagi adalah fatamorgana yang siap menusuk hati dan membuat hidup menukik tajam ke arah tanah.

Lagi-lagi malam ini gue menghabiskan waktu dengan percuma, tapi emang kebiasaan bodoh yang sulit untuk dihilangkan karena telah menjadi suatu kebiasaan yang melekat mirip pasangan suami istri yang baru aja menikah, siang enggan untuk berpisah malem sering mendesah, ups…sensored bro…
Gue jadi inget sesuatu nih bro, pas gue naek Busway kemaren ini, gue lupa pastinya kapan. Ada pemandangan yang bikin gue termenung, pas gue naekin tuh busway di halte depan pusat perkantoran dan perbelanjaan, tuh busway penuh, ya terpaksa biar ga ngalangin orang turun, gue langsung cari posisi gelantungan di bagian depan. waktu itu gue belom sadar kenapa nih busway ko ga jalan2, padahal anak sultan dah gelantungan dari tadi di dalem busway karena kaga kebagian tempat duduk, maklumlah cowok, kata temen gue cowok sejati ya seperti inilah adanya.haha..

eh mari kita kembali ke jalan yang lurusan dikit. Akhirnya setelah beberapa detik gue liat kearah belakang, ternyata gue sadar, ini busway ga jalan2 bukan nungguin anak sultan, ternyata ada seorang cewek mungkin umurnya 1-2 taun lebih tua dari gue. Tingginya hampir sama ma gue tapi masih lebih tinggian gue dan beratnya sekitar 50an kg. Ia wanita berkulit putih, dan memakai jaket yang tipis yang proporsional dengan badannya tapi tidak terlihat ketat berwarna putih pula yang resletingnya tertutup dan kancing dibagian lehernya dibiarkan terbuka mirip ABG-ABG yang mengenakan jaket bukan untuk melindungi diri dari rasa dingin tetapi untuk mode belaka, celana bahan berwarna gading sebetis yang semuanya terlihat begitu modis dipadukan dengan sandal tali berwarna coklat muda, ia juga mengenakan kacamata (bukan kacamata item) yang selaras dengan bentuk wajahnya, rambutnya yang sebahu dikuncir dibagian belakang membuat ia nampak begitu manis bahkan lebih manis diantara wanita-wanita lain yang juga ada di busway saat itu. tapi apa yang terjadi? Ia duduk lemas di lantai busway, wajahnya terlihat begitu kebingungan, mulutnya mengeluarkan semacam air liur. Ia hanya berdiam diri duduk termangu dengan lemah.

Tujuannya sudah sampai di halte depan perkantoran dan pusat perbelanjaan itu tapi dia tak kuasa untuk turun di halte tersebut. Disampingnya ada seorang petugas yang memegangnya, penumpang lainnya yang cukup banyak cuma nonton aja, termasuk gue. Ga lama ada satu orang petugas jaga di halte yang nolongin dan membantu memapah dia jalan keluar menuju tempat duduk di halte tersebut. Dan dengan sekonyong-konyong dia pun berjalan dibantu kedua petugas tadi. Dia masih lemas dan megangin erat banget tempat pegangan di halte itu. Wajahnya tertunduk masih keliatan bingung dan belom sepenuhnya sadar.

Setelah busway kembali jalan gue liat disekeliling tempat duduknya penumpang-penumpang bahkan ada yang liat bekas tempat duduk wanita tadi kayak sebuah kotoran yang harus dihindari dan disingkirkan. Gue mao isi tuh tempat malu juga, cos banyak juga ibu-ibu dan mba-mba lain yang diri, sampai di halte berikutnya ada seorang ibu yang tempatin bangku bekas cewek tadi, mungkin kalo dia tau kejadian tadi diapun bakalan diri kayak penumpang lainnya disitu.

Sumpah, waktu itu gue pengen banget nolong, bukan karena bibi gue punya anak yang sering mengalami kejadian sama, tapi karena gue bener2 pengen nolong, dan gue juga bener-bener bingung gue musti ngapain saat itu? Terus terang aja gue nyesel banget, bukan karena gue ga bisa nolongin cewek cakep, tapi karena gue kehilangan satu kesempatan untuk beramal, mudah2an Allah mendengar penyesalan gue akan kejadian waktu itu, dan mudah2an tuhan mengampuni dosa2 kita semua, gue maupun semua orang di busway itu yang merasa bingung ataupun terganggu akan kejadian waktu itu.

Setelah gue searching2 di internet. Epilepsy, mungkin itulah penyebabnya kenapa wanita tadi sempat jatuh lemas. Penyakitnya bisa kumat kapan aja ga kenal waktu dan tempat. Kalo gue pikir2, cewek tadi hebat juga, masih bisa beraktifitas sendirian seperti wanita lainnya meskipun kondisi fisiknya tidak mendukung. Bukan tipe cewek yang mudah nyerah ama keadaan, terlihat jelas dari penampilannya yang menunjukkan selayak wanita sebayanya, merasa hidup haruslah terus berjalan sebagaimana mestinya. Namun terkadang keinginan harus tertahan sejenak oleh fisik yang tak bisa lagi menopang, dan sekali lagi hidup haruslah berjalan.

Gue dedikasiin tulisan ini buat dia, dan buat saudara gue yang sangat disayangi tuhan.


Merasa terabaikan dari sebuah komunitas memberikan pemahaman yang jelas akan perihnya realitas

Terdampar pada keadaan yang serba tidak menyenangkan, suka dan duka adalah bagian dari apa yang dinamakan kehidupan

Balasan perhatian yang diberikan tak secepatnya kamu dapatkan, tuhan simpan hingga waktunya tiba pasti kan kamu dapatkan

Aku tahu suatu saat kamu kan lelah dan terbaring lemah karena waktu dan tenaga yang kau habiskan tuk semua impian dan kehidupan

Dan jika itu terjadi, percayalah, kamu tidaklah sendiri, ada tuhan yang kan selalu sediakan kejutan manis dari segala usaha-usahamu tuk raih sebuah keistimewaan, meskipun kamu tak pernah sadari bahwa kamulah sebuah keistimewaan

Bukanlah namanya terang jika tidak ada kegelapan, waktu akan selalu berjalan seperti adanya dan rongga-rongga dari setiap sisi-sisi waktu akan selalu terisi oleh kehidupan

Maka ketika semuanya tak lagi mampu menopang asa dan impian, perlakukan semuanya sewajarnya dan mungkin saat itulah waktu yang tepat untuk mengabaikan

Saat kau tersenyum indah, menyampaikan pesan kepada dunia akan kegigihan usaha dan keyakinan, mungkin saat itulah komunitas yang kau banggakan kan mengerti kegigihan dari sebuah perjuangan yang kau tunjukkan

Terimakasih tuhan atas semua kejadian. Dan aku masih selalu mengagumi…

Ada suatu waktu dimana seseorang merasa terabaikan oleh lingkungan, namun pada dasarnya ada suatu waktu yang membuat seseorang juga lebih bisa memahami arti dari sebuah perhatian yang secara sadar atau tidak yang diberikan oleh lingkungan. Lalu apa yang diharapkan dari sebuah perhatian? Demi tuhan, perhatian yang telah mengalir dan rasa terabaikan yang singgah, merupakan sebuah fenomena dalam sebuah realitas kehidupan. Dunia tak pernah siang selamanya, ada saat dimana kegelapan kan datang, bukan berarti diam dan menyerah pada keadaan, hanya tinggal bagaimana cara kita mengusir kegelapan dengan cahaya yang ada, semuanya kan selalu ada jawaban, dan jika jawaban yang kau dapat itu bukanlah untukmu, mengapa tak diberikan saja untuk yang lain? Apa yang diberikan tentu itulah yang kelak didapat. Dan apa yang kuberikan tentu suatu saat kan kudapatkan dengan tambahan yang lebih dari yang diharapkan.


Yah, mudah2an tulisan ini bisa membuat kita semua lebih peka lagi terhadap sesama, tidak selalu nyerah ama keadaan, dan membuat orang-orang yang belom sadar bahwa meskipun manusia adalah makhluk yang paling sempurna yang diciptakan tuhan, disisi lain juga tidak ada manusia yang sempurna. Terlepas dari kekurangan dan kelebihannya, itulah keistimewaan yang dianugerahkan tuhan kepada manusia.

Whoaaah…Bismika Allahumma Ahya Wa Bismika Aamuut…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar